PANTANGAN DI DALAM RUMAH TANGGA
Setiap 1pasangan memutuskan untuk menikah, membina rumah tangga, para pasangan harus siap menghadapi apapun yang terjadi termasuk perselisihan.
Tidak selamanya hidup itu seperti apa yang kita inginkan dan tak selamanya pernikahan akan terus membawa kebahagiaan. Komplik, perselisihan, pertengkaran adalah hal yang wajar, karena hidup dalam satu atap dengan dua kepala, dua pemikiran, pasti ada hal-hal yang tak sejalan. Dan itulah bumbu-bumbu suatu pernikahan tapi harus diingat semua ada porsinya, dan tidak boleh berlebih.
Pantangan di dalam rumah tangga
Ketika berumah tangga ada beberapa hal yang harus dihindari dan pantang dilakukan oleh suami istri agar tidak terjadi komplik dan pertengkaran yang berkepanjangan.
MENGUNGKIT KEJADIAN LALU
Hindari disaat terjadinya perselisihan mengungkit kejadian yang telah berlalu, apalagi kejadian itu suatu kesalahan yang dulu pernah dilakukan pasangan. Kalau ini terus terjadi akan membuat hubungan menjadi tidak nyaman dan dari sini akan muncul komplik-komplik baru.
MENCERITAKAN AIB PASANGAN
Disaat dinikahi dan menikahi seseorang, kita harus bisa menerima apa adanya. Maka kesiapan mental menjelang pernikahan itu harus kuat, bukan hanya melakukan pernikahan karena emosi sesaat. Setelah hidup bersama kita akan lebih mengenal pasangan kita, mengetahui yang belum tidak pernah kita ketahui sebelum menikah. Selama pernikahan Kebiasaan dan prilaku buruk pasangan pun akan terjadi baik hal yang bisa ditoleransi ataupun tidak. Dan ketika ketika mengetahui semua yang ada pada pasangan kita, jangan pernah menceritakan aib pasangan kepada orang lain, membuka aib pasangan sama saja membuka aib diri sendiri, seperti ada pribahasa yang mengatakan seperti menupak air didalam dulang mengenai muka sendri. Jadi pantang membuka aib rumah tangga, aib pasangan kita keluar, karena jika hal ini terdengar oleh orang tak menyukai kita atau pasangan kita, ini jalan orang lain untuk menjatuhkan keluarga kita. Dan belum tentu semua orang yang kita ceritakan dapat dipercaya.
Apalagi hal ini diketahui pasangan, bahwa suami atau istrinya menceritakan keburukkan pasangannya akan menjadi suatu komplik baru.
Kejujuran menjelang pernikahan itu akan lebih baik, maka dianjurkan saling jujur sebelum menjelang kepernikahan. Jangan sampai menyesal setelah menikah. Istri adalah pakaian bagi suaminya dan suami adalah pakaian untuk istrinya. Jadi tugasnya pakaian menjaga dan melindungi.
MELAKUKAN KEKERASAN FISIK
Disaat terjadi pertengkaran yang hebat, kadang omosi kita tidak terkendali, apalagi dpicu oleh pertentangan dan prilaku yang disebabkan kesalahan pasangan, atau rasa cemburu yang membabi buta, ini akan membuat emosi meningkat cepat dan jika tidak terkendali akan terjadi kekerasan dalam rumah tangga( kekerasan fisik).
Hindarkan kekerasan fisik, karena sekali melakukan kekerasan fisik, maka hal itu akan terulang lagi dan lagi. Hal ini akan semakin keluarga tidak sehat. Jauh dari itu kekerasan akan menimbulkan rasa trauma dan takut berlebihan. Sehingga sulit untuk mencapai kebahagian.
KEKERASAN SIKIS
Apapun bentuknya kekerasan tidak dibenarkan, karena akan melukai dan menyakiti hati orang lain. Apalagi jika itu pasangan sendiri. Ketika menikah harapan menikah 1 untuk selamanya. Maka dari itu hindari atau jangan pernah mengucapkan kata-kata kasar akan menimbulkan rasa sakit hati pasangan, baik disengaja ataupun tidak. Semarah apapun kita, mengendalikan emosi sangat penting, menekan ego dan saling mengalah akan membuat lebih tenang. Usahakan setiap permasalahkan dibicarakan dengan baik tanpa harus ada kekerasan. Sakit badan masih bisa diobati tapi jika sudah sakit hati sulit untuk mencari obatnya.
Ketika kita menikahi pasangan kita, karena kita merasakan bahagia bersama pasangan kita, maka jika ada dalam rumah tangga perselisihan, pertengkaran, dan percecekon ingat kembali masa-masa dimana kita ingin menikahi pasangan kita.
Tujuan berumah tangga membuat keluarga sakinah, mawadah dan warohmah maka ingatlah itu selalu.
Maka sebelum memutuskan untuk berpisah, ingatlah apa yang membuat bersatu. Disaat berpacaran beribu kesalahan bisa dimaafkan, tapi mengapa setelah menikah 1 kesalahanpun sulit sekali untuk dimaafkan.
Disaat pacaran sangat mencintai pasangan, maka setelah menikah harus lebih bisa mencintai dan menerima pasangan.
Didalam rumah tangga semua resiko pasti ada, tapi itu bagaimana kita melewati, menjalani dan mengatasinya. Buatlah masalah kecil menjadi tidak ada dan masalah besar menjadi kecil.
Kita bisa toleransi pada orang lain, seharusnya kita juga lebih bisa bertoleransi pada diri kita dan pasangan kita.
Kebahagian itu kita yang ciptakan maka jangan pernah menyalahkan orang lain, ketika kita tak bahagia.
Wassalam
N. Sani
(Perubahan terbaik, dimulai dari diri sendiri dan alam semesta akan mengikutinya. Semoga wanita bercerita bermanfaat bagi seluruh pembaca).
Comments
Post a Comment
Bebas berkomentar asal tidak mengandung sara