BERKAWAN NARKOBA MATI SIA-SIA
Keinginan setiap orang hidup bahagia dan mati masuk surga tapi jika bersentuhan dengan narkoba hidup sengsara mati sia-sia.
Tak ada untungnya berdekatan dengan barang ini, yang ada hanya merugi. Merugi bagi yang mengkonsumsi, merugi juga bagi bandar dan pengedar, karena semua bertaruh dengan nyawa.
Ah manusia bodoh yang mengorbankan nyawanya demi kesenangan semata. Senang sesaat, menderita selamanya. Pecandu mati di tangan narkoba dan bandar atau pengedar mati di penjara dan bahkan di tangan yang bersenjata, DOR...DOR...DORDOR.. Matilah kau. Karena ulah mu, kau di tembak mati.
Kalau saya di tanya pantaskah atau setujukan pengedar atau bandar narkoba di hukum mati? Secara hati nurani, kasihan, iba, dan miris bagaimana nasib keluarga yang di tinggalkannya, tapi saya sih setuju saja asalkan melalui proses hukum yang baik, benar, memberikan keadilan sesungguhnya, sesuai apa yang di perbuat. Karena semua ada sebab akibat. Siapa yang menabur, dia yang menuai.
Hidup adalah hak mutlak setiap seseorang, tapi itu juga hak mutlak beribu-ribu orang yang meninggal karena narkoba. Memang yang bisa mengakhiri hidup seseorang hanyalah tuhan dan didunia ini tidak ada yang kebetulan, hidup mati seseorang telah di tuliskan oleh sang pencipta caranya pun tuhan telah tentukan, tinggal kita menjalani dengan baik.
Terasa berbeda ketika kita tau batas umur hidup kita yang telah di tentukan, pastilah pemberontakan itu ada.
Tapi Setidaknya ketegasan akan membuat jera dan takut walau mungkin penurunya tidak banyak.
Karena butuh peran dan perhatian banyak pihak, bukan hanya mengkritik sebuah kebijakan tapi berikan juga solusi dan saran terbaik. Jika hukuman mati melanggar hak asasi manusia, berikan lah solusi terbaik. Agar bisa memberikan kehidupan panjang dan tidak mematikan generasi penerus. Jangan biarkan penerus bangsa kita punya mental pecandu. Kita harus duduk bersama mencari jalan keluar yang terbaik, jangan hanya debat kusir yang tak berujung.
Kita satu INDONESIA,
Butuh tindakan bukan omongan.
Semua ini di akibatkan kurangnya kasih sayang, jika kita sayang pada diri kita mana mungkin kita memasukan barang asing yang akan merusak dan membunuh kita. Kurangnya perhatian dari orang tua dan lingkungan, kurang rasa peduli membuat generasi muda terjerumus.
Memang bandar banyak karena permintaan banyak. Tapi jika bandar dan pengedar punya rasa kasih sayang terhadap sesama, bukan hanya mementingkan keuntungan semata dan rasa mengasihi nya sama seperti kepada keluarganya, dia akan pilih cari rijeki halal walau sedikit, mungkin mereka melakukan itu untuk menapkahi keluarganya karena rasa cinta terhadap kelurga, tapi mengapa tega menapkahi keluarga dengan berjualan narkoba.
Bukankah rejeki tuhan telah atur dan tuhan telah membukakan rejeki setiap umatnya dengan halal, asal mau berusaha dan berdoa.
Jika paktor ekonomi jadi alasan, itu tanggung jawab pemerintah dan pemerintah harus membantu dan membukakan lapangan kerja untuk rakyatnya, dan jagalah kami dari barang-barang yang akan menjerumuskan kami.
PASTI KITA BISA, INDONESIA BISA.:-)
Comments
Post a Comment
Bebas berkomentar asal tidak mengandung sara