Orang Tua yang Tergugat oleh Anaknya..


Ingatkah masa-masa ini

ketika anda  masih mengompol di kasur, tapi dengan tenangnya si ibu menggendong dan harus menjemur kasur yang berat dan merendam dan mencuci sepreinya dengan tangan. 

Ketika anda berjalan-jalan dan merasa sangat mengantuk, walaupun beliau lelah tapi Sang ayah dengan semangat menggendong anda hingga rumah.

Ketika anda menangis, merengek dan bahkan berguling-guling dilantai,  yang sebenarnya itu membuat malu ibu anda. Tapi dengan rasa sabar, ibu anda memeluk dan menggendong anda penuh cinta.

Disaat bayinya baru lahir, siang malam ibu bergadang dan terjaga agar bayinya tidak digigit nyamuk. Agar disaat bayinya ingin menyusui, si ibu segera akan menyusui. Agar ketika sibayi mengompol dan menangis si ibu bisa langgsung mengganti popoknya. 

Disaat anak belajar berjalan sang ayah selalu menuntun anaknya dengan hati-hati. Membuatkan alat berlatih berjalan. Dan disaat anaknya terjatuh ketika belajar berjalan sang ibu dengan repleks memeluk anaknya,  mengelus dan meniup bagian tubuh yang dirasakan sakit oleh anaknya. 

Disaatnya anaknya mulai masuk SD, di tempat dan lingkungan baru, ibu tau ini membuat anaknya tidak nyaman, dan ibupun rela menunggui anaknya hingga pulang sekolah. Walau pekerjaannya rumah tangganya menumpuk. 

Disaat anaknya mulai masuk SMP,  SMA, ayah harus semakin berkerja keras, karena biaya sekolah tidak murah,  walaupun  ada beberapa sekolah gratis tapi untuk ongkos, buku,  seragam, uang jajan,  biaya Ekatrakulikuler, dan kegiatan lainnya membutuhkan biaya yang besar,  sehingga membuat sang ayah pontang panting bekerja,  dan sang si ibu pinjam sana sini. Hanya untuk anaknya dan anak tak akan pernah tahu itu.

Ketika anaknya mulai kuliah, ingin kehidupan bebas dan serba wah,  untuk anaknya orang tua rela menjual barang-barang berharganya demi untuk kebahagian anaknya. 

Ketika anaknya sudah berkerja,  kadang hanya sedikit yang diberikan pada orang tuanya,  lebihnya dibuat bersenang-senang dengan teman atau pacarnya. Bahkan jika sudah kehabisan tidak ada sama sekali untuk orang tuanya.  Apakah orang tuanya menuntut ? tentu tidak.

Ketika anaknya sudah dewasa,  jika anaknya terlambat pulang atau pulang dini hari.  Tahukah anda,  sang ibu tidak tidur pula semalaman,  hatinya cemas dan was-was selalu bagaimana dan dimana anaknya berada. Ibu rela bergadang menunggu anaknya,  hanya untuk membukakan pintu rumah untuk sang anak. 

Ketika anaknya memutuskan untuk membentuk keluarga baru,  memiliki kehidupan sendiri dan menikah.  Ini rasa kebahagia orang tua,  ini dimana orang tua merasa bebannya berkurang.

Dan disaat anda sudah berumah tangga memiliki suami atau istri dan anak.  Anda masih tetap mengunjungi orang tua anda, tapi kadang bukan untuk menanyakan kabar, kesehatan dan apa yang dirasakan orang tua anda,  anda datang untuk meminta bukan meminta restu atau doa tapi meminta uang atau beras.

Ketika orang tua anda semakin menua, andapun semakin melupakannya, jangankan untuk menemui, untuk meneleponpun anda tidak ada waktu,  anda disibukan dengan kerja dan kehidupan anda sendiri.

Ketika orang tua anda semakin renta, semakin tak berdaya dan tak mampu berbuat apa-apa. Anda baru mau menemuinya tapi hanya untuk menuntut warisan,  meminta hak atas harta-harta orang tuanya.  Dan kadang meminta rumah yang satu-satunya dia tempati.

Dan dari semua pengorbannya orang tua, anda masih ingin menuntuk orang tua anda,  menggugat orang Tua anda hanya untuk sebuah harta, dan menyeret orang tua anda yang tua renta kepengadilan dan bahkan kepenjara, hanya untuk sebuah kekayaan dunia.

Apakah anda sadar ketika orang tua anda menuntuk balik hak-haknya,  meminta mengembalikan semua yang telah orang tua anda berikan dari anda bayi hingga tumbuh dewasa. Dengan apa anda akan membayar....?  Tidak ada sedik pun budi balasan yang mampu membalasnya.  Dan seberapa banyak uang anda tak akan mampu membalas dan mengembalikanya. Tapi orang tua tidak menuntut itu kan tidak mengguat hak-hak orang tua terhadap anaknya kan...?

Dimasa tuanya orang tua hanya butuh ketenangan dan kebahagian,  tidak perlu dijejali berbagai harta,  apalagi dituntut untuk memberikan harta warisan.

Bukan saatnya lagi,  disaat usianya sudah renta memikirkan,  akan makan apa dan tinggal dimana. Bukan waktunya lagi orang tua memikirkan dunia,  dan memikirkan kebahagia anak-anaknya.

Tapi kadang ada anak yang tak tau diri, yang tak mengerti,  jangankan untuk membahagiakan, kerjaanya hanya merongrong simpanan hari tua orang tuanya.

Tak habis pikir ketika ada anak yang menuntut orang tuanya,  mengadili dan memenjarakan orang tuanya.  Apakah sudah tidak ada perasaan lagi. 

Apa yang dirasakan sang anak ketika mengusir orang tuanya,  dari rumahnya sendiri...?

apa yang dirasakan sang anak ketika melaporkan orang tuanya kepolisi...?

Apa yang dirasakan seorang anak yang membuat orang tuanya duduk  menjadi terdakwa di pengadilan...? 

Apa yang dirasakan anak ketika membuat ibu atau ayahnya,  dengan tubuh rentanya harus tidur di atas tikar bahkan kadang di ubin yang dingin,  berdesakan dibalik teralis jeruji...

Seberapa banyak dan besar nasehat, jika sudah tidak punya hati nurani, Percuma.

Jadi kembali lagi pada diri anda,  pada hati anda pantaskah orang tua anda mendapatkan perlakuan seperti itu...?

Harus diingat,  anda juga akan jadi orang tua, akan menjadi tua,  memiliki tubuh renta.

Wassalam


N. Sani

Perubahan terbaik, dimulai dari diri sendiri dan alam semesta akan mengikutinya. Semoga bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Comments

Popular posts from this blog

Rahasia Mitos di Balik Pantat Ayam

ISTILAH DALAM PARA PENCANDU DAN BANDAR NARKOBA

Keunggulan dan Epek Menggunakan KB Susuk (IMPLAN)