Rahasia Mitos di Balik Pantat Ayam

Dikeluarga saya atau mungkin dikeluarga lainnya,  pasti pernah mendengar mitos tentang memakan pantat ayam.

Dilarang, pantang atau pamali (dalam bahasa sunda), jika seorang anak, remaja atau pemuda memakan pantat ayam. 

Mitosnya jika makan pantat ayam atau (tunggir dalam bahasa sunda) atau (brutu dalam bahasa jawa). Akan menyebabkan kepikunan dan ada pula yang bilang akan dibelakangin atau disia-siakan hidupnya. 

Entah hanya sebuah kepercayaan yang turun menurun untuk larangan memakan pantat ayam atau memang benar ada dampak negatif jika memakan pantat ayam.

Rasa penasara membawa saya untuk mencari tahu Rahasia di Balik Pantat Ayam ini.

Yang Faktanya : Ternyata pantat ayam termasuk kedalam 4 bagian tubuh ayam yang tidak dianjurkan untuk dimakan.

Mengapa demikian.......? 

Karena tahukah anda,  bahwa memakan pantat ayam secara terus menerus akan menyebabkan kanker pencernaan dan kanker hati.

Itu terjadi karena didalam pantat ayam terdapat horman dan tempat berkumpulnya kelenjar getah bening.

Didalm kelenjar getah bening terdapat makrofag yang menyimpan bakteri, virus dan karsinogen (penyebab kanker). 

Selain itu antibiotik yang larut dalam lemak yang disuntikan tidak lama sebelum  Ayam dipotong, masih tertinggal dalam si pantat ayam ini. Menjadi penyebab menderita kanker pencernaan dan hati. 

Dengan kedua Fakta ini, ternyata mitos-mitos yang sering kita dengar,  mengapa kita tidak boleh memakan pantat ayam, ternyata masuk dalam pikiran logis dizaman semoderen ini. Perbedaanya hanya dari epek dan penyebab yang ditimbulkan jika memakan pantat ayam. 

Setiap orang punya pandangan masing-masing tentang mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat, bisa benar kenyataannya atau memang hanya kabar angin yang tak terbukti. Tapi itulah Indonesia dengan keaneka ragamannya. 

Maka apapun yang kita komsumsi harus dalam keadaan baik,  bersih dan tidak berlebihan. 

Wassalam

N. Sani

(Perubahan terbaik, dimulai dari diri sendiri dan alam semesta akan mengikutinya. Semoga CATATAN CERITA SANI bermanfaat bagi seluruh pembaca).