Introfeksi DIRI Dulu sebelum Berbicara dan Bertindak
Bercermin adalah hal rutinitas yang setiap harinya di lakukan. Dengan bercermin memberikan penilaian kita terhadap diri kita sendiri, terutama dalam penampilan fisik kita. Entah rambut kita, wajah kita, pakaian kita ataupun bentuk tubuh kita.
Tapi kadang kita lupa disaat sebaik mungkin kita menyempurnakan jasmani kita, tidak di iringi dengan perbaiakan terhadap rohani.
Ego manusia adalah ingin selalu tampak lebih baik dari pada orang lain, dan itu manusiawi. Dan ketika ada seseorang yang melampaui semuanya dari kita.
3 hal yang biasanya di lakukan dan di pikirkan tentang kelebihan dan kemampuan orang lain.
- Pasrah aja, tipe manusia yang nerimo. Berpikir positif bahwa roda itu berputar dan begitu pula dengan hidup manusia, kadang berada di atas dan kadang berada di bawah. Sangking menerima nasibnya itu, menjadikan dia tidak melakukan apa-apa. 😕😐😊
- Tipe manusia yang termotivasi, dari orang lain yang lebih baik dan berhasil darinya. Yang tentunya ini melakukan tindakan-tindakan lebih baik, ucapan-ucapan baik dan berpikiran positif. Mencari cara agar menjadi lebih baik tanpa harus menyakiti orang lain. Dan pada suatu titik dia akan berkata "ini lah yang saya mau " , sambil tersenyum lebar😀😄
- Tipe manusia yang memandang remeh atas pencapaian orang lain. Setiap kesuksesan yang orang lain buat, akan Menjadikannya kegerahan dan blingsataan. Tak akan ada pikiran baik, kata-kata baik atau prilaku baik atas setiap keberhasilan orang lain. Kalau bisa dia akan berpikir orang tersebut di tempatkan yang paling rendah. Ini lah manusia yang tidak mau disaingi dan tidak siap bersaing. 😤😡😈😁
Dari ketiga tipe tersebut manakah yang menjadi bagian dari diri anda, jujur saja...?
Iri tanda tak mampu, dan yang kerjaannya menilai dan nyinyir terhadap orang lain, akan membuat orang tersebut jauh tertinggal dari orang tersebut.
Orang yang hanya mengurusin prilaku orang lain, mengomentari setiap kesalahan orang lain dengan pandangan negatif dan sinis, Tanpa ia sadari bahwa belum tentu dia lebih baik yang di bicarakan.
Kadang kita itu sok jaga bahkan sangat mahir untuk menilai setiap kehidupan orang lain. Walau kadang kita tak paham dan tak tahu menau, karena ingin eksis dan pro terhadap lawan untuk menjatuhkan orang lain.
Ketika kita bercermin kita mampu menilai penampilan kita, rambutnya masih berantakan, dirapihkan lah rambutnya. Alisnya tebal sebelah atau panjang sebelah diratain lah tu alis. Bincunya terlalu merah digantilah dengan warna yang lebih lembut. Bajunya terlihat kucel, digantilah dengan baju lain atau di buka dulu untuk di setrika.
Sangat mudah sekali untuk menilai seperti itu. Tapi mengapa sangat sulit untuk menilai kedalam diri kita, jauh ke lubuk hati kita. Apakah sikap kita, kata-kata kita, status SOSMED kita, sudah baik. Apa yang kita ucapkan dan lakukan adalah cermin didalam diri kita itu untuk segala hal keburukan.
Seperti pribahasa yang menyatakan semut disebrang lautan terlihat, tapi gajah di pelupuk mata tidak terihat. Standar penilaian kita berubah disaat kita menilai diri kita sendiri. Ketika menilai orang lain 10 hal yang dinilai tapi ketika menilai diri cukup 5 hal saja. Mengapa seperti itu karena takut tersaingi, takut direndahkan, takut turun harga dirinya dan bahkan bisa melukai egonya.
Sehingga mahirnya kita menilai kekurangan orang lain, padahal kekurangan kita lebih jelas-jelas terlihat dan banyak. Tapi kita tak akan mengakui itu kan...?
Jika tak mampu menyenangkan, jangan menyakiti.
Jika tak mampu memberi jangan mau mengambil.
Jika kita tak mampu membuat orang tersenyum maka jangan membuatnya menangis.
Dan jika tidak mampu Berkata baik, baiknya diam saja.
Berpikirlah setiap langkah kita dan tindakan kita apakah akan menyakitkan orang lain tidak....? Karena kita sendiri tidak ingin di sakit.
Dan diperlakukan buruk seperti kita sangat buruk memperlakukan orang lain.
Ini sih bukan ceramah atau kata-kata bijak dengan sejuta makna. Ini artikel biasa yang mudah kita pahami dan resapi.
Wassalam
N. Sani
Perubahan terbaik, dimulai dari diri sendiri dan alam semesta akan mengikutinya. Semoga
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Comments
Post a Comment
Bebas berkomentar asal tidak mengandung sara