LINDUNGI HAK BELAJAR ANAK
Dizaman yang maju dan semoderen ini, kadang masih saja ada orang tua berpikir bahwa pendidikan itu tidak penting, yang penting cari duit buat makan sudah cukup. Sungguh pemikiran yang kolot.
Ya mungkin pemikiran itu muncul karena hidupnya susah, sehingga orang tua menyerah untuk menyekolahkan anak-anaknya. Tapi jika dipikir lagi, toh bapaknya masih mampu membeli rokok, yang dalam sehari bisa menghabiskan sebungkus sampai 2bungkus, yang harga sebungkusnya rokok sekitaran Rp.12,000. Jika dihitung dan dikumpulkan mampuh untuk menyekolahkan anak-anaknya, untuk membayar biaya-biaya bulanan anak sekolah anaknya.
Jika ditanyakan soal ini, bapaknya akan menjawab "itu beda, merokok adalah kebutuhan saya". Jika merokok adalah kebutuhan seorang bapak yang sebenar nya tak ada manfaatnya, bagaimana dengan kebutuhan anak-anaknya untuk belajar.
Banyak anak-anak yang bersemangat bersekolah, yang punya mimpi-mimpi besar untuk masa depannya, tapi karena ketidak mampuan orang tuanya, anak-anak harus mengubur cita-citanya, harus berhenti berharap untuk kehidupan lebih baik.
Kita sebagai rakyat dan pemeritah harus bisa saling berkerja sama, membahu mewujudkan mimpi-mimpi besar anak-anak indonesia.
Sosialisasi terhadap orang tua, memberikan padangan-pandangan bahwa pendidikan itu amatlah penting, harus sering digalang.
Tugas pemerintah bukannya memberikan wajib belajar 9tahun tapi wajib belajar 12tahun, bukan sekedar menggratiskan sekolah tapi membebaskan dari pungutan-pungutan yang ada disekolah, karena terkadang pungutan-pungutan itu lebih besar dari biaya sekolah sendiri.
Sebagai pendidik dan semua intansi pendidikan harus selalu memberika arahan, semangat agar anak didiknya bersemangat untuk bersekolah, dan belajar itu dijadikan sebuah kebutuhan. Kadang ada orang tua yang tak mampu menyekolahkan anaknya padahal sang anak sangat bersemangat untuk terus bisa sekolah, ada juga orang tua yang mampu menyekolahkan anak-anaknya tapi sang anak malas untuk bersekolah, kalau begitu mengapa tidak orang tua yang mampu menyekolahkan anak-anak sampai perguruan tinggi, menyekolahkan anak-anak dari keluarga yang tak mampu, anak-anak yang bersemangat untuk sekolah dan anak-anak yang bersungguh-sungguh untuk belajar. Bukankah itu lebih berarti.
Menghidupkan semangat belajar anak-anak untuk menatap masa depan lebih baik dan menjadikan negara kita dengan penerus-penerus bangsa yang berkwalitas.
Comments
Post a Comment
Bebas berkomentar asal tidak mengandung sara