MEMBANDINGKAN ADALAH SIKAP BULLYING ORANG TUA TERHADAP ANAK
Sikap Anak ketika dewasa Adalah Cerminan Didikan Orang Tua Di Waktu Kecil...
Ini dampak orang tua yang selalu membanding-bandingkan anaknya .
Tak ada satu orangpun mau dijadikan bahan perbandingan, entah orang dewasa, apalagi seorang anak, lebih tidak menyenangkan ketika dibanding-bandingkanya oleh orang tua sendiri.
Setiap anak memiliki perkembangan dan kemampuan yang berbeda-beda. Tak semua anak-anak bisa dan mampu mengikuti pendidikan formalnya.
Ada anak yang mampu mengikuti semua pelajaran yang diberikan, ada juga anak yang mampu menguasai beberapa pelajaran atau satu pelajaran saja, bahkan ada anak yang tidak mengusai semua pelajaran yang diberikan disekolah tapi mampu menguasai pendidikan nonformalnya, seperti dibidang pendidikan agamanya, seni dan memiliki sikap sikap budi pekerti dan ahlak yang mulia.
TAHUKAH ANDA ?
Ketika seorang anak dimasa kecilnya sering dibanding-bandingkan dengan adiknya, kakaknya, sepupunya, bahkan anak tetangga dan orang lain, akan memberikan luka yang akan membekas pada hati dan pikiran pada anak.
Sikap membandingkan anak, memiliki dampak-dampak Negatif sampai anak tumbuh dewasa. Membanding-bandingkan adalah sikap bullying orang tua terhadap sang anak.
Setiap orang tua punya harapan besar terhadap anaknya, orang tua menginginkan anaknya lebih baik dari orang tuanya, mampu dalam segala hal dan tampak sempurna. Tapi tahukah perlakuan ini sungguh menyakitkan dan membebani sang anak.
Kadang sikap orang tua Melakukan semua ini bertujuan untuk memacu semangat sang anak untuk lebih belajar lagi. Buatlah kata-kata yang baik dan tepat yang mampu dimengerti dan dipahami sang anak, sehingga benar-benar terpacu untuk berprestasi dan sukses dengan tekad dan kemauanya sendiri tanpa merasa terbebani.
Beberapa hal yang sering dibandingkan yaitu kepandaian, karakter, fisik dan gaya sang anak. Dan akibatnya anak tumbuh menjadi seorang pemberontak, pemalu, tertutup, minder, merasa tak dihargai, dan tak nyaman dengan dirinya, bahkan timbul rasa iri dan kebencian terhadap orang yang dibandingkanya dan orang tuanya, dan itu akan terbawa sampai dewasa.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan termasuk seorang anak. Dari pada orang tua terus menuntut anaknya, mengulik-ngulik kelemahan-kelemahan anak, alangkah lebih baik mengembangkan kemampuan yang menonjol yamg dimiliki seorang anak.
Sapalah anak anda dengan kasih sayang, bangunlah cinta dalam keluarga, agar setiap anggota keluarga saling mendukung dan memberikan semangat satu sama lain.
Wassalam
N. Sani
(Perubahan terbaik, dimulai dari diri sendiri dan alam semesta akan mengikutinya. Semoga CATATAN CERITA SANI bermanfaat bagi seluruh pembaca.)
Comments
Post a Comment
Bebas berkomentar asal tidak mengandung sara